Rabu, 23 Februari 2011

ITB Khawatir Sulit Dapat Siswa Miskin

Institut Teknologi Bandung tahun ini memberi sedikitnya 650 kursi bagi calon mahasiswa tidak mampu agar bisa kuliah gratis hingga lulus sarjana. Namun Rektor ITB Akhmaloka khawatir kuota itu sulit terpenuhi.
Berita terkait

”Tahun lalu saja dengan kuota 450 orang kami sulit mendapatkannya,” katanya saat dihubungi Kamis, (24/2). Untuk mengisi kuota itu, ITB akhirnyaa melonggarkan persyaratan. Mahasiswa yang dinilai agak mampu bisa masuk lewat jalur tersebut dengan nilai akademik yang bagus.

Akhmaloka menduga, kesulitan menjaring siswa miskin itu akibat kesan kuliah di ITB mahal. Kesan itu muncul dari pemberitaan di media massa. “Makanya media jangan nakut-nakutin,” katanya. Alasan lainnya, nilai akademis siswa miskin kalah bersaing dengan calon mahasiswa lain.

Menurutnya, kriteria calon mahasiswa tidak mampu yang diterapkan ITB tahun ini tetap sederhana. Patokan utamanya dari penghasilan total keluarga yang besarnya di bawah upah minimun regional. Selain itu, calon mahasiswa juga diminta melengkapi persyaratan dengan surat keterangan tidak mampu dari Kelurahan atau Desa.

Adapun kondisi fisik rumah atau rekening tagihan listrik keluarga siswa miskin, tidak menjadi syarat utama karena ITB kesulitan memeriksanya. ‘Kita ingin coba jujur saja,” ujarnya.

ITB tahun ini memutuskan penerimaan mahasiswa dengan cara baru sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 dan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 34 Tahun 2010. Di antaranya menampung mahasiswa miskin sedikitnya 20 persen dari 3000 lebih mahasiswa baru, dan seleksi dengan jalur undangan dan tertulis.

Jalur undangan yang hanya berdasarkan prestasi akademik siswa selama di SMA dan SMK dan tanpa tes tertulis, pendaftarannya telah dibuka hingga pertengahan Maret mendatang. Menurut Akhmaloka, target ITB menjaring 80 ribu siswa dari 4 ribu SMA dan SMK. Hingga sepekan lalu, baru ada 4000 orang yang mendaftar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar